Kamis, 19 Desember 2013

Menelusuri Jejak Sejarah Kaliwiro

LATAR BELAKANG PENULISAN

Kaliwiro adalah salah satu kecamatan di bagian selatan dari kabupaten Wonosobo. Kaliwiro memiliki luas 100,08 km2. Di mana secara geografis Kaliwiro terletak ditengah  sebuah lembah pada ketinggian 250 meter – 300 meter dpl. Diapit gunung Lawang di selatan dan bukit Dempes di sebelah utara. Dengan titik koordinat S7°27.510′ lintang selatan dan E109°51.380′ bujur timur.
Latar belakang dari penulisan “Menelusuri Jejak Sejarah Kaliwiro” adalah penulis mencoba untuk mengungkap tabir gelap yang menyelimuti cikal bakal dan sejarah tentang Kaliwiro. Di mana selama ini, dikalangan masyarakat Kaliwiro pada khususnya, belum pernah terungkap atau mengetahui secara pasti siapa pendiri maupun jejak sejarah Kaliwiro di masa lampau.
Adapun tujuan penulisan ini dimaksudkan agar generasi yang akan datang tidak kehilangan jejak mengenai sejarah Kaliwiro. Karena Kaliwiro memiliki sejarah panjang yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan sejarah perjuangan dan perlawanan terhadap penjajah Belanda..
Disamping itu, penulisan ini dimaksudkan agar jejak sejarah mengenai Kaliwiro tidak berlandaskan pada mitos dan legenda seperti yang selama ini diyakini sebagian besar masyarakat Kaliwiro. Karena mitos maupun legenda tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dan kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Penulisan ini mencoba mencari fakta dengan merunut jejak sejarah, manuskrip maupun arsip-arsip kuno yang bersinggungan dengan keberadaan Kaliwiro..

MITOS DAN LEGENDA TENTANG KALIWIRO
Bahwasanya seperti yang sudah diketahui secara umum. Kebanyakan masyarakat Kaliwiro meyakini bahwa nama Kaliwiro berasal dari dua suku kata “Kali dan Wiro” yang merupakan nama dua sesepuh atau tokoh yang pertama kali mendiami suatu lembah yang sekarang bernama kecamatan Kaliwiro. Yaitu “Kyai Kali dan Nyai Wiro.”
Tapi keyakinan tersebut tidak memiliki fakta dan argumen yang kuat. Karena keyakinan tersebut hanya berdasar pada dongeng dari mulut ke mulut tanpa disertai penjelasan mengenai latar belakang dan asal muasal kedua tokoh yang dimaksud. Satu-satunya keyakinan yang dipercayai masyarakat Kaliwiro mengenai kedua tokoh cikal bakal Kaliwiro, adalah keberadaan dua nisan tanpa nama yang berada di TPU Manisjangan. Hanya bukti dua nisan tanpa nama tentu tidak bisa menjelaskan secara pasti mengenai sejarah awal Kaliwiro.
Jika kita mengamati dan mempelajari sastra Jawa maupun Arab, maka kita tidak akan menemukan kelaziman nama-nama orang maupun tokoh zaman dahulu yang menggunakan nama “kali” untuk nama seorang laki-laki. Dan juga tidak pernah dijumpai nama “wiro” dipakai untuk nama seorang wanita.
Biasanya nama seorang tokoh masyarakat zaman dahulu bila laki-laki maka akan lazim disebut “Kyai Ageng” dan “Nyai Ageng” untuk seorang wanita. Jadi keyakinan mengenai kedua tokoh tersebut perlu direvisi kebenarannya. Agar tidak terjadi kerancuan sejarah pada generasi mendatang. Namun bila pembaca mempunyai bukti ataupun manuskrip yang mendukung tentang keberadaan kedua tokoh tersebut ( Kyai Kali & Nyai Wiro ). Silahkan saudara membuat penulisan sejarah mengenai biografi kedua tokoh tersebut. Agar penulisan sejarah Kaliwiro mempunyai kajian yuridis kebenarannya. Karena semua ini bertujuan meluruskan dan membekali generasi yang akan datang dengan materi sejarah yang bisa dilacak kebenarannya. Karena semakin jauh generasi yang lahir maka akan semakin gelap pula sejarah, bila tidak segera diotentifikasi. Namun keberadaan mitos maupun legenda tentu akan semakin memperkaya nilai histories suatu daerah bila berjalan beriringan dengan fakta sejarah. Contoh : legenda Nyai Roro Kidul selalu beriringan dengan fakta sejarah berdirinya kerajaan Mataram oleh Panembahan Senopati. Biarlah mitos menjadi khasanah budaya yang memperkaya budaya suatu daerah asalkan tidak melupakan fakta sejarah mengenai cikal bakal sebuah tempat bersejarah.

KETERKAITAN KADIPATEN SELOMANIK DENGAN KALIWIRO
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya zaman dahulu pernah ada sebuah kadipaten di suatu wilayah ( sekarang Selomanik ) yang merupakan bagian dari pemerintahan kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono V. Kadipaten Selomanik tidak bisa dilepaskan dari sejarah perang Jawa atau yang lebih dikenal sebagai perang Diponegoro. Karena wilayah Selomanik adalah salah satu basis perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap penjajahan Belanda melalui perang gerilya. Mengingat tekstur geografis/topografis Selomanik dan sekitarnya yang merupakan kawasan hutan lebat berbukit-bukit, maka sangat cocok untuk tempat persembunyian menghindari kejaran tentara Belanda. Untuk lebih jelas, maka di bawah ini akan kita bahas sejarah yang melatar belakangi berdirinya kadipaten Selomanik dan Kaliwiro.

A. SEJARAH KADIPATEN SELOMANIK
Selomanik berasal dari dua suku kata,  ‘Selo & Manik’. Selo berati batu dan Manik berarti permata. Dinamakan demikian karena di wilayah Selomanik terdapat dua buah batu besar yang konon menjadi pertapaan seorang tokoh Selomanik yang akan kita bahas di bawah ini. Dalam sejarah berdirinya Kadipaten Wonosobo tertulis bahwa cikal bakal Wonosobo bermula dari suatu kadipaten di wilayah Selomanik. Dimana bahwa pimpinan daerah Selomanik adalah Kanjeng Raden Tumenggung ( KRT ) Kertowaseso. KRT Kertowaseso adalah seorang pengikut Pangeran Diponegoro yang setia ikut dalam perang gerilya. Untuk lebih jelas mengetahui sejarah siapa KRT Kertowaseso mari kita menelusuri latar belakang KRT Kertowaseso. KRT Kertowaseso adalah seorang Tumenggung di dalam struktur pemerintahan keraton Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada saat dalam intern keraton terjadi kemelut, akibat kebijakan Patih Danurejo yang lebih condong berpihak pada VOC. KRT Kertowaseso menempatkan dirinya pada kubu Pangeran Diponegoro. Kemelut semakin meruncing dengan kesewenang-wenangan VOC/Belanda mencampuri urusan internal keraton, menghentikan aturan sewa tanah para bangsawan kepada pengusaha-pengusaha Belanda, mengenakan pajak tinggi terhadap rakyat. Dan yang terakhir, pembuatan jalan tembus Magelang – Jogja yang melewati dengan membuat patok-patok di atas tanah makam leluhur tanpa seizin pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pengikutnya yang marah kemudian membongkar patok-patok yang melewati makam leluhur Diponegoro. Akibat tindakan Pangeran Diponegoro dan pengikutnya maka pada tanggal 20 Juli 1825 pada sore hari, VOC dan bala tentaranya menyerbu puri kediaman pangeran Diponegoro. Maka terjadilah peperangan di komplek sekitar puri, sang pangeran beserta prajurit-prajuritnya yang setia berhasil meloloskan diri dari blokade tentara Belanda. Selanjutnya Diponegoro menyingkir ke arah selatan, dan menyusun kekuatan di sebuah goa, yang kemudian terkenal dengan goa Selarong. Sejak saat itu Pangeran Diponegoro menyerukan perang sabil atau perang suci melawan kaum kafir Belanda. Ternyata seruan Diponegoro mendapat simpati dari banyak pangeran, bangsawan maupun rakyat Mataram yang selama ini sudah muak dengan kesewenang-wenangan Belanda yang membuat rakyat menderita. Seruan pangeran Diponegoro ternyata juga mendapat sambutan hangat dari kalangan ulama dan santri. Hal ini bisa mengerti, mengingat pangeran Diponegoro adalah seorang pangeran yang sejak kecil lebih menyukai kehidupan religius di pesantren, daripada hidup mewah didalam keraton. Beranjak dewasa sang pangeran banyak mempunyai sahabat dan menjalin hubungan akrab dengan kalangan ulama-ulama yang tersebar di penjuru Jawa. Jadi wajar jika seruan perang Diponegoro banyak mendapat sambutan hangat dan melibatkan laskar-laskar santri di seluruh wilayah Jawa.
Kembali kepada sejarah KRT Kertowaseso…. Setelah menyusun kekuatan dari goa Selarong, Pangeran Diponegoro segera memerintahkan para pengikutnya. Terutama para pangeran yang mahir dan mengetahui ilmu berperang untuk menyebar ke seluruh pedalaman Jawa. Tujuannya untuk menghimpun kekuatan dan menggalang dukungan dari para ulama/kyai di seluruh Jawa agar bangkit melawan kezaliman Belanda. Termasuk diantaranya kepada KRT Kertowaseso. Pangeran Diponegoro memerintahkan kepada KRT. Kertowaseso untuk menghubungi Kyai Alwi atau Ali sahabatnya ( pada waktu itu orang Jawa biasa memanggil dan menyebut dengan “Kyai Ngalwi” ) di sebuah pesantren di lembah yang sekarang di namakan Kaliwiro. Kyai Alwi adalah seorang ulama yang diperkirakan berasal dari daerah Jawa Timur. Beliau datang untuk berdakwah mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di daerah ini. Mengenai latar belakang beliau, tidak bisa diketahui secara pasti. Karena memang sangat sedikit, bahkan bisa di katakan tidak ada sejarah dan literatur yang mengetahui latar belakang sejarah Kyai Alwi. Jejak sejarah Kyai Alwi hanya tertulis sejak beliau berhubungan dengan KRT Kertowaseso.
Dengan segera KRT Kertowaseso berangkat menghubungi Kyai Alwi untuk memberitahukan seruan Diponegoro. Sampai di pesantren Kyai Alwi, KRT Kertowaseso mendapat dukungan untuk menghimpun dan membentuk laskar perang yang terdiri dari santri-santri kyai Alwi. Laskar-laskar ini sangat penting dan strategis untuk menunjang perang semesta rakyat Jawa. Disamping itu KRT Kertowaseso juga menempatkan daerah ini sebagai basis perlawanan dan rute gerilya Diponegoro. Mengingat kondisi alam daerah ini yang berupa hutan lebat berbukit-bukit penuh lembah lembah curam sangat menunjang untuk medan gerilya. Sehingga akhirnya pangeran Diponegoro pun juga bergerilya dan membuat basis perlawanan di daerah ini. Kemudian untuk menjaga eksistensi pesantren dari serbuan tentara Belanda, maka KRT Kertowaseso membuat markas prajurit di sebuah desa di lereng gunung Lawang.  Mengingat betapa pentingnya peran pesantren dalam pendidikan agama maupun untuk kaderisasi laskar. Maka perlu dihindarkan keterlibatan pesantren dalam konflik secara langsung, di dalam perang melawan Belanda. Penempatan markas laskar di desa lereng gunung Lawang ini kemudian menjadikan KRT Kertowaseso terkenal dengan sebutan Ki Ageng Selomanik. Sehingga daerah ini kemudian hari terkenal dan di namakan Selomanik. Hingga pada akhirnya atas perintah Diponegoro, KRT Kertowaseso membentuk sebuah kadipaten untuk mempermudah menghimpun laskar rakyat. Dalam perjalanan sejarahnya, kadipaten Selomanik kemudian menjadi cikal bakal berdirinya kadipaten Wonosobo. Sampai pada akhir hayatnya KRT Kertowaseso atau Ki Ageng Selomanik tetap menetap di daerah tersebut dan di makamkan di desa tersebut. Tidak diketahui secara pasti sebab musabab meninggalnya Ki Ageng Selomanik. Meninggal karena sakit atau terbunuh dalam perang..? Tidak ada sejarah yang menuliskan peristiwa itu. Makam beliau hingga sekarang masih terawat dengan baik dan menjadi salah satu agenda ziarah di setiap hari ulang tahun Wonosobo.

B. SEJARAH ASAL NAMA KALIWIRO
Dalam kurun waktu lima tahun sejak 1825 hingga 1830. Pasukan KRT Kertowaseso beserta santri-santri kyai Alwi banyak memperoleh kemenangan dalam perang gerilya. Sehingga laskar-laskar kyai Alwi ini begitu disegani dan ditakuti tentara Belanda.
Karena begitu terkenal kehebatan dan keberanian semangat  juang laskar santri rakyat di daerah ini dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda, maka daerah ini kemudian terkenal dengan para perwira-perwira angkatan perangnya. Sehingga lambat laun daerah ini banyak disebut orang dengan sebutan daerah yang ditempati kyai Alwi dan para santri-santrinya yang sangat perwira.
Asal kata Kaliwiro sendiri tersusun dari kata,  “Kali dan Wiro.” Kali berasal dari kalimat nama Kyai Alwi atau Ali atau Ngalwi. Sedangkan Wiro berasal dari suku kata bahasa Jawa “Prawiro”. Yang berarti Perwiro atau Perwira. Sehingga bila digabungkan menjadi kalimat “Ngaliwiro. Karena kebiasaan orang Jawa yang sering menamakan suatu tempat dengan sebutan “kali” ( contoh : Kalibenda, Kalimantan, Kalibawang, Kalikajar, Kaliputih dll ). Maka orang Jawa pun lambat laun terbiasa menyebut Ngaliwiro berubah menjadi Kaliwiro.
Mengenai kisah perjuangan kyai Alwi atau Ali atau Ngalwi tidak ada literature yang mengisahkan atau meriwayatkan kehidupan beliau secara jelas. Itu semua mungkin karena beliau hanyalah seorang pendukung dan penasihat spritual Ki Ageng Selomanik yang berperan dari balik layar dalam memimpin laskar santri melawan penjajah Belanda. Nama dan peran beliau tenggelam dalam nama besar Ki Ageng Selomanik.
Sampai akhir hayat Kyai Ngalwi, tidak pernah ada sejarah yang menulis kehidupan beliau dan kapan beliau wafat. Satu-satunya jejak beliau hanya ada keterangan turun-temurun yang menerangkan bahwa beliau wafat dan di makamkan di Kaliwiro. Makam beliau yang bersebelahan dengan istri beliau berada di sebelah selatan ruas jalan yang menghubungkan kecamatan Kaliwiro dan kecamatan Kalibawang di sebuah bukit kecil yang sudah di bongkar  dan di ratakan pada sekitar tahun 1966 untuk dijadikan komplek perkantoran ( sekarang BRI Unit Kaliwiro ). Selanjutnya makam beliau dipindahkan ke komplek TPU Manisjangan di selatan SDN 1 Kaliwiro sampai sekarang.

KESIMPULAN AKHIR
Setelah merunut dan membaca penulisan ini, Insya Allah semua menjadi terang. Bahwa sesungguhnya mitos legenda Kyai Kali dan Nyai Wiro sudah sedemikian jauh menyimpang dari kenyataan sejarah. Dengan mencermati nama Kyai Kali dan Nyai Wiro saja sudah terlalu janggal untuk diyakini kebenarannya.
Pertama, tidak lazim penamaan nama seseorang dalam budaya Jawa maupun Arab menggunakan kata “Kali”. Apalagi beliau adalah seorang ulama, yang pada umumnya  menggunakan nama bernafaskan Islam/Arab.
Kedua, tidak lazim dalam budaya Jawa seorang perempuan bernama “Wiro”. Kecuali si perempuan tersebut bersuamikan seorang bernama Wiro. Maka bisa di panggil ‘bu Wiro”.
Demikianlah sekelumit sejarah yang saya paparkan dengan cara meneliti melalui literatur-literatur dan menuskrip sejarah yang saya baca. Dengan cara mengkait-kaitkan keberadaan sejarah perang Diponegoro dan Ki Ageng Selomanik yang sudah tertulis dan diakui kebenaranya oleh para pakar sejarah. Semoga apa yang saya paparkan di atas dapat bermanfaat untuk pengetahuan generasi yang akan datang. Sehingga generasi Kaliwiro pada khususnya tidak kehilangan jati diri sejarah Kaliwiro. Dan generasi muda Kaliwiro bisa berbangga diri dan meneladani sejarah leluhur mereka yang telah berjihad dengan darah dan air mata melawan penjajahan Belanda.
Apabila penulisan yang saya paparkan di atas ini telah keliru atau kurang lengkap, maka sudi kiranya anda mengirim atau menjelaskan koreksinya. Ini semua bertujuan  untuk meluruskan pengetahuan sejarah anak cucu kita. Agar penulisan sejarah bisa lurus sesuai fakta dan tidak terjadi penyimpangan sejarah. Apalagi sampai kehilangan jejak sejarah penting suatu daerah… Jangan sampai hal itu terjadi pada anak cucu kita. Sebab bangsa besar adalah bangsa yang tidak melupakan dan menghargai jerih payah pahlawan bangsanya…. Wallahualam bishowab…. Kebenaran hanya milik Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA
1.  Caray, Peter. 2007. Asal usul Perang Jawa
2.  Penadi, Radix. 1993. Menemukan Kembali Jatidiri Bagelen. Purworejo.
3.  Dwie Kurniaty Rahayu, Skripsi. Kadipaten Selomanik Sebagai Basis Kegiatan Politik   dan Keagamaan Pada Masa Kolonial. 1825 – 1830
4.  Purwadi, 2005.  Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro. Yogyakarta.
5.  Siwo Utomo, 1995. Sejarah Wonosobo
6.  Sejarah Rakyat Jawa Tengah “ Ki Ageng Selomanik “ . 1983
7.  Silsilah Keluarga Ki Ageng Selomanik.
8.  Suryani, 1998. Pengaruh Sistem Pemerintahan Kolonial Terhadap Penguasa Pribumi di Jawa 1800 – 1870. Semarang: IKIP Semarang
9.   Djuliati, Suroyo. 2000. Eksploitasi Kolonial Abad XIX
10. Keresidenan Kedu 1800 – 1900
11. Literatur Wikipedia

Curug Winong - Wonosobo

     Selain telaga Menjer, obyek wisata alam yang patut anda sambangi jika kebetulan anda singgah di Wonosobo adalah Curug Winong, Sesuai dengan namanya, obyek wisata ini adalah berupa Air terjun (curug) dan berlokasi di wilayah desa Winongsari, lebih tepatnya Dusun Temanggung, Desa Winongsari, Kec. Kaliwiro, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah.

Curug Winong Wonosobo

Terletak di areal hutan desa, Curug Winong tak hanya menawarkan keindahan air terjun yang berbentuk seluncur, namun juga menawarkan keindahan alam pegunungan khas Wonosobo yang sangat memanjakan mata.

Kendati terletak di pedalaman hutan, namun akses menuju Curug Winong ini terbilang sangat bagus. Untuk menuju gerbang desa Winongsari, anda akan dihadapkan pada jalan raya yang mulus beraspal dan berkelok dengan pemandangan hutan pinus dan pegunungan di sisi kanan dan kiri jalan. Sungguh Pemandangan pembuka yang cukup memanjakan mata.



Dari gerbang desa Winongsari ke loket wisata Curug Winong, jaraknya sekitar setengah kilometer melewati jalan desa. Namun jalan desa ini tak semulus jalan raya yang dilewati sebelumnya.





Sampai di area loket, disana sudah tersedia parkiran yang cukup luas, Biaya parkir hanya 2.000 rupiah per motor, sedangkan tiket masuk ke Curug hanya 1.000 per orang (di hari libur, naik jadi 2.000 per orang), Sangat murah bukan?

Curug Winong Wonosobo

Dari loket, kita harus berjalan sekitar 500 meter lokasi curug, tenang saja, jalannya cukup bagus kok, di 100 meter pertama, jalan-nya sudah dipaving, sedangkan sisanya berupa jalan setapak. Selama menempuh jalan setapak ini, kita bisa menikmati indahnya persawahan desa Winongsari juga sungai jernih yang mengalir di sisi kiri jalan.











Hanya butuh sekitar 15 menit dengan berjalan kaki dari loket untuk sampai ke lokasi Curug Winong.

Di Lokasi Curug Winong, pengunjung akan langsung disuguhi dengan pemandangan air terjun setinggi hampir 70 meter dengan bentuk permukaan turunan yang menyerupai seluncur.

Topografi turunan Curug Winong yang menyerupai seluncur dengan kemiringan tak lebih dari 70 derajat membuat banyak pengunjung yang memberanikan diri untuk bisa memanjat naik. Para Pengunjung umumnya berlomba untuk bisa mencapai titik tertinggi dari permukaan curug yang bisa didaki.

Curug Winong Wonosobo

Curug Winong Wonosobo

Curug Winong Wonosobo

Curug Winong Wonosobo

Curug Winong WonosoboSelain pemandangan air terjun, pemandangan lain yang bisa membuat pengunung ternganga adalah adanya tiga buah batu besar yang oleh warga setempat disebut sebagai watu kelir. Satu batu berada persis di bawah curug, sedangkan dua buah batu lainya berdampingan dan berokasi tak jauh dari batu yang pertama, hanya saja posisinya agak di bawah.


Untuk masalah fasilitas, jangan khawatir, kendatipun lokasinya pelosok, namun di sana ada toilet yang memadahi, juga ada warung yang menjual snack, aneka makanan ringan, juga minuman.

So, jika panjenengan sedang mampir di Wonosobo, jangan lupa sempatkan waktu untuk berkunjung ke Curug Winong ini, dijamin puas dan bakal minta nambah.

WONOSOBO

      WONOSOBO adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.
      Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.
    

Geografi

     Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter). Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Ibukota Kabupaten Wonosobo berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali Serayu. Wonosobo dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.

 

Pembagian administratif

Mojotengah, Wonosobo Watumalang, Wonosobo Kertek, Wonosobo Wonosobo, Wonosobo Sukoharjo, Wonosobo Leksono, Wonosobo Selomerto, Wonosobo Sapuran, Wonosobo Kalibawang, Wonosobo Wadaslintang, Wonosobo Kaliwiro, Wonosobo Kejajar, Wonosobo Garung, Wonosobo Kepil, Wonosobo Kalikajar, Wonosobo
Peta pembagian wilayah di Kabupaten Wonosobo.
     Kabupaten Wonosobo terdiri atas 15 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Wonosobo.

 

Etimologi

     Kata Wonosobo berasal dari bahasa Jawa: Wanasaba, yang secara harafiah berarti: "tempat berkumpul di hutan". Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa Sanskerta: vanasabhā yang artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku dari Mahabharata: "Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".

 

Pariwisata

Wisata Alam

Tempat wisata alam di Kabupaten Wonosobo adalah:
  1. Kawasan Wisata Dieng
  2. Waduk Wadaslintang
  3. Air Terjun Sikarim
  4. Telaga Menjer
  5. Curuk Winong
  6. Air Terjun Sikarim
  7. Kali Anget

Wisata Keluarga

Tempat wisata keluarga di Kabupaten Wonosobo adalah:
  1. Agrowisata Tambi
  2. Outbound
  3. Pemandian dan kolam renang Mangli
  4. Pemandian Air panas Kebrengan
  5. Pemandian Wisata Kalianget 

 

Rupa-Rupa

Masakan

Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
  1. Mi Ongklok
  2. Tempe Kemul
  3. Opak Singkong
  4. Sego Megono
  5. Dendeng Gepuk

Minuman

Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa makanan khas, yaitu:
  1. Purwaceng
  2. Teh Tambi

Oleh-Oleh

Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
  1. Carica
  2. Keripik Jamur
  3. Emping Mlinjo
  4. Kacang Dieng

 

Seni Budaya

Kabupaten Wonosobo memiliki beberapa seni budaya, yaitu:

 

Tokoh-tokoh

 

Sekolah Favorit di kota Wonosobo

Universitas

  • Universitas Sains Al-Quran Wonosobo
  • Universitas Teresita Art Wonosobo
  • Institut Teknologi Wonosobo

Sekolah Menengah Atas

Sekolah Menengah Pertama

  • SMP 1 Wonosobo
  • SMP 2 Wonosobo
  • SMP 1 Mojotengah
  • SMP 2 Selomerto
  • SMP N 1 Kertek
  • SMP 5 Wonosobo
  • El-Savino School
  • SMP Bakti Mulia Wonosobo
  • SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo
  • SMP 3 Wonosobo
  • SMP 1 Leksono
  • SMP PGRI Leksono
  • MTs Maarif Garung
  • SMP Islam Wonosobo
  • SMP Maarif Kertek
  • SMP Takhassus Al Qur'an Mojotengah

Sekolah Dasar

  • SD N 1 Wonosobo
  • SD N 2 Wonosobo
  • SD N 3 Wonosobo
  • SD N 4 Wonosobo
  • SD N 5 Wonosobo
  • SD N 6 Wonosobo
  • SD N 7 Wonosobo
  • SD N 8 Wonosobo
  • SD N 9 Wonosobo
  • SD N 10 Wonosobo

Selasa, 10 Desember 2013

Sejarah Ac Milan

Awal masa terbentuk
Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari!

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale. Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).
  • Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan “bintang” untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada “Rossoneri”: setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.
  • The Dream Team
  • Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
  • Era Sacchi
Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah: Kiper : Giovanni Galli Bek : Mauro TassottiAlessandro CostacurtaFranco BaresiPaolo Maldini Gelandang : Angelo ColomboFrank RijkaardCarlo AncelottiRoberto Donadoni Penyerang : Ruud GullitMarco van Basten
  • Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević (’17)(’18), Gianluigi Lentini (’26), Paolo Baldieri (’27)(’48)(’58), Christian Antigori (’68), dan Stefano Desideri (’78).
  • Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.

  • Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
  • Pasang surut 2006-2008
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang “hijrah ke London”, tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc’Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
  • Era Allegri
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City.

sumber : http://richiegadu.wordpress.com/sejarah-ac-milan-1899-hingga-kini/